Jumat, 27 Mei 2011

TERAPI URIN

A. Sejarah Terapi Urine
Terapi urin sudah ada sejak zaman purba. Jutaan orang terperanjat ketika mengetahui  sejumlah penelitian  diterbitkan, dan semua menyetujui kehebatan terapi urin. Sejumlah pembuktian menegaskan bahwa terapi urin memiliki kemujaraban yang ajaib.[1]
Di India terapi urin sudah dikenal sejak 5000 tahun silam. Hal ini berdasarkan tulisan dalam kitab Damar Tantra, bab Shiwambu Kalpavidhi, yang artinya mempraktekkan minum air seni untuk meremajakan jaringan tubuh. Karena kitab ini ditulis Dewa Shiwa maka orang India menyebutnya Shiwambu (bu=urine). Hingga sekarang orang India meminum shiwambu setiap pagi untuk menjaga kesehatan. Bahkan, Mantan Perdana Menteri India, Morarjibhai Desai (1977-1979), menjadi pelopor terapi urin. Ia melakukan terapi ini. Ia melakukan terapi ini untuk mengobati penyakit sembelit yang dideritanya sejak usia muda.
Terapi urin juga dilakukan orang Eropa sejak 4000 tahun yang lalu. Plinius Secundus, pengarang Romawi kuno untuk pengobatan luka akibat gigitan anjing atau ular, infeksi mata, dan lika bakar. Bahkan, kaisar Romawi melakukan pemungutan pajak kepada orang binatu yang menggunakan urin untuk mencuci. Bangsa Eskimo sejak dulu hingga sekarang memanfaatkan urin untuk keramas. Menurut mereka urin akan membuat rambut menjadi lebih bercahaya dan indah. Air seni juga sering digunakan oleh para prajurit ketika sedang berperang. Ketika kehabisan air minum dan obat, mereka memilih urin sebagai alternatif.[2]
Dalam literatur Cina kuno Shang Han Lung ( treatise on febrile disease ) yang ditulis oleh Chang Yi pada Dinasti han ( 1700 th lalu ) terdapat catatan terapi urin, yang konon berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah, penenang, dan menghilangkan panas dalam, penyakit mata serta luka pukul.[3]
Di Jawa, bahkan ada kebiasaan mengencingi anak-anak yang tengah sakit panas. Menurut Gunawan Santoso, urinopati yang tinggal di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, dulu di Semarang, Jawa Tengah, kaum ibu meneteskan urin pada anaknya yang mengalami sakit mata. Hal demikian pun pernah dilakukan Gunawan.
Hasil penelitian dan pengalaman para peneliti pun telah diungkapkan dalam berbagai konferensi, seperti First and Second All India Conferences on Therapy Urine tahun 1993 dan 1997 di India, maupun pada First and Second World Conferences on Therapy Urine 1996 di India dan di Jerman 1999. Hasilnya, para peneliti sepakat terapi air seni sangat bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain asma, batu empedu, hepatitis, hipertensi, kanker prostat, infeksi saluran cerna, infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas, kanker, kencing batu, kencing manis, narkoba, jantung koroner, penyakit kelamin, rematik, sirosis, wasir. Kata Dr. Iwan, sekarang sudah ada 20 macam obat paten yang berasal dari ekstrak air seni yang dijual dengan resep dokter.[4]

B.  Susunan Sistem Urine
·         Ginjal
Ginjal suatu kelenjer yang terletak di bagian belakang  dari kavuni abdominalis dibelakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III melekat langsung pada dinding belakang abdomen.
Fungsi ginjal, terdiri dari:
1.      Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin atau racun.
2.      Mempertahankan susan keseimbangan cairan.
3.      Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
4.      Mempertahankan keseimbangan garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
5.      Mengeluarkan sisa-sisa metabolism hasil akhir dari protein ureum, kreatinin, dan amoniak.
·         Ureter
Terdiri dari 2 saluran pippa masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ±25-30 cm, dengan penampang ±0,5 cm. Ureter  sebagian terletak dalam rongga pelvis.
·         Vesika urinaria
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak dibelakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius.
·         Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfumgsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagian penis panjangnya ±20 cm.
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari: lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan sub mukosa.
Uretra pada wanita, terletak dibelakang simfisis pubis berjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya±3-4cm.
Lapisan uretra wanita terdiri dari:
Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa(lapisan sebelah dalam).
Muara uretra pada wanita terletak di selah atas vagina (antara klitoris dn vagina) dan uretra disina hanya sebagai saluran eksresi.
C.    Proses Pembentukan Urine
Glomerolus berfungsi sebagai ultra filtrasi, pada simpai bowmen berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerolus.
Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali dari zat-zat yang sudah disaring pda glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter.
Urin berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.
Ada 3 tahap pembentukan urin:
ü  Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan afferent lebih besar dari permukaan efferent maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat, dan lain-lain.
ü  Proses reabsorpsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fospat, dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus ata. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dari sodium dan ion bikarbonat, bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjafi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
ü  Proses sekresi
Sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke


[1] http://www.lintasberita.com/Lifestyle/kesehatan/terapi-urine
[2] http://dalazsyndicate.wordpress.com/2009/12/28
[3] http://catatan-gume.blogspot.com/2010/07
[4] http://delonixmanixcantix.wordpress.com/2011/03/26/terapi-urine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar