Jumat, 27 Mei 2011

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER / PRIMARY HEALTH CARE ( PHC )


A. DEFINISI
Pelayanan Kesehatan Primer / PHC adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan adalah essensial bisa diraih, yang essensial dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi masyakarat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan.
Adalah Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metoda dan tehnologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta deengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semanggat untuk hidup mandiri ( Self reliance ) dan menntukan nasib sendiri ( self Determination )
B. TINJAUAN SEJARAH
Gerakan PHC dimulai resmi pada tahun 1977, ketika sidang kesehatan WHO ke 30. Pada konferensi international 1978 di Alma Alta ( Uni Soviet) pada tanggal 12 September 1978, ditentukan bahwa tujuan agar menemukan titik temu dengan PHC. Resolusi dikenal dengan Health For All by the Year 2000 ( HFA 2000) atau sehat untuk semua di tahun 2000 adalah merupakan target resmi dari bangsa-bangsa yang tergabung dalam WHO.
Pada tahun 1981 setelah diidentifikasi tujuan kesehatan untuk semua dan startegi PHC untuk merealisasikan tujuan, WHO membuat indikator global untuk pemantauan dan evaluasi yang dicapai tentang sehat untuk semua pada tahun 1986. Indikator tersebut adalah :
1. Perkembangan sosial dan ekonomi
2. Penyediaan pelayanan kesehatan status kesehatan
3. Kesehatan sebagai objeck atau bagain dari perkembangan sosial ekonomi.
Pemimpin perawat yang menjadi kunci dalam mencetuskan usaha perawatan PHC adalah Dr. Amelia Mengny Maglacas pada tahun 1986.
C. KONSEP PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan essensial yang dibuat dan bisa terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan. PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi dan ikut serta mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih baik.
D. TUJUAN PHC
1. TUJUAN UMUM
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan pendudukan yang dilayani
b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
d. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber – sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
E. FUNGSI PHC
1. Pemeliharaan kesehatan
2. pencegahan penyakit
3. diagnosis dan pengobatan
4. pelayanan tindaj lanjut
5. pemberian sertifikat
F. TIGA UNSUR UTAMA PHC
1. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan
2. melibatkan peran serta masyarakat
3. melibatkan kerjasama lintas sektoral
G. LIMA PRINSIP DASAR PHC
1. Pemerataan upaya kesehatan
2. Penekanan pada upaya preventif
3. Menggunakan tehnologi tepat guna
4. melibatkan peran serta masyarakat
5. Melibatkan kerjasama lintas sektoral
H. DELAPAN ELEMENT PHC
1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya
2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
4. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
5. Immuniasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat
7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
8. Penyediaan obat-obat essensial
I. CIRI CIRI PHC
1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
2. Pelayanan yang menyeluruh
3. Pelayanan yang terorganisasi
4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
5. Pelayanan yang berkesinambungan
6. Pelayanan yang progresif
7. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah wsatu aspek saja
J. TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM PHC
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan
2. Kerjasama dengan masyarakat, keluaraga dan individu
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri pada masyarakat
4. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.
K. KESIMPULAN
1. PHC merupakan startegi untuk menyajikan pelayanan kesehatan essensial kepada masyarakat
2. Para petugas pada sistem PHC merupakan mitra dalam berbagai kegiatan bersama-sama dengan anggota masyarakat
3. PHC menandaskan pelayanan kesehatan yang terbayar, bisa dijangkau, tersedia dan bisa diterima
4. Pengkajian masyarakat, menentukan prioritas kesehatan. Implementasi aktifitas melaksanakan evaluasi merupakan aspek-aspek perawatan kesehatan masyarakat yang dipakai PHC
5. Menghimbau masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri, menyiapkan diri untuk mendapatkan kesempatan mekasanakan perawatan sendiri dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan dan sosial.
6. Memberikan penyuluhan kepada penduduk mengenai perkembangan kesehatan dan sosial untuk membantu diri mereka meraih perawatan mandiri, mengambil keputusan sewndiri dan mempercayai diri sendiri.
7. Target dari PHC adalah seluruh masyarakat dan bukan individu.
8. PHC Berbeda dengan pelayanan primer. Pelayanan primer merupakan komponen dari PHC
9. Para petugas kesehatan masyarakat berpartisipasi dalam implementasi PHC
10. TIM PHC terdiri dari perawat, dokter, gigi, apoteker, penyuluhan kesehatan, ahli sanitasi dan ahli diet.
11. Perawat yang efektif dari sistem PHC bekerja dekat dengan penduduk, masyarakat dengan sumber-sumebr dan dengan profesional-profesinal lain di masyarakat yang bersangkutan.
12. Perawat di tim PHC membutuhkan kepemimpinan yang disertai ketrampilan manajemen.


KEBIDANAN KOMUNITAS

Konsep Kebidanan Komunitas

Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan. Sedangkan kebidanan sendiri mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H. Syahlan, 1996).

Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.

Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.
Dapat ditemukan disini bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta teknologi.

Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana.

B. Manajemen Kebidanan Komunitas
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan.

Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu identifikasi masalahanalisis dan perumusan masalahrencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan komuniti (J.H. Syahlan, 1996).

1. Identifikasi masalah
Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat melalui identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan di desanya terutama yang ditujukan pada kesehatan ibu dan anak.

2. Analisa dan perumusan masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis. Hasil analisis tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah kesehatan ibu dan anak di komunitas.

Dari data yang dikumpulkan, dilakukan analisis yang dapat ditemukan jawaban tentang :

a. Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya atau perilaku, pelayanan kesehatan yang ada serta faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan. (H.L. Blum).
b. Masalah-masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak dan balita
c. Masalah-masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya
d. Faktor-faktor pendukung dan penghambat

Rumusan masalah dapat ditentukan berdasarkan hasil analisa yang mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.
3. Diagnosa potensial
Diagnosa yang mungkin terjadi

4. Antisipasi penanganan segera
Penanganan segera masalah yang timbul

5. Rencana (intervensi)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi.

6. Tindakan (implementasi)
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

7. Evaluasi
Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan.

POSYANDU

BAB I
 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional,khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang besar, sehingga tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa adanya keterlibatan masyarakat.Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujudnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.pelaksanaanya tidak hanya melalui program-program kesehatan melainkan berhubungan erat dengan keluarga berencana.
Upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan melalui pembangunan kesehatanmasyarakat desa(PKMD),yang pelaksanaanya secara operasional di bentuklah pos pelayanan terpadu(posyandu).
Pos pelayanan terpadu ini adalah wadah titik temu antara pelayanan profesional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat,terutama dalam upaya menurunkan angka kematianbayi dan angka kelahiran.posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang di kelola oleh masyarakat,penyelenggaraanya di lakukan oleh kader yang telah dilatih dalam bidang kesehatan dan kb dimana anggotanya berasal dari PKK dan pemudi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan terutama posyandu.agar masyarakat menyadari akan pentingnya kegiatan posyandu ini.
1.3 Metode penyusunan
Bab I :  Pendahuluan
Pada bab ini di bahas tentang latar belakang,tujuan dan metode penyusunan.
Bab II : Isi
Pada bab ini di berikan teori-teori yang menunjang pembahasan terutama tentang pos yandu.
Bab III :  Pembahasan Soal
 Pada bab ini berisi tentang pembahasan soal
Bab IV:  Penutup
Pada bab ini berisi kesimpulan



BAB II
ISI

2.1  Pengertian Posyandu
Adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga Berencana – Kesehatan di tingkat desa.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.

      2.2 Alasan Pendirian Posyandu
Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:
1) Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.
2) Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana.
   

 2.3 Tujuan penyelenggara Posyandu.
1.      Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)
2.      Membudayakan NKKBS.
3.      Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4.      Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
 2.4 Pembentukan Posyandu
a. Langkah – langkah pembentukan :
1)   Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.
2)   Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis       unsur kesehatan dan KB .
3)  Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu.
4)  Pemilihan kader Posyandu.
5)  Pelatihan kader Posyandu.
6)  Pembinaan.

b. Kriteria pembentukan Pos syandu.
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.
    c. Kriteria kader Posyandu :
1)   Dapat membaca dan menulis.
2)   Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
3)   Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.
4)   Mempunyai waktu yang cukup.
5)   Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.
6)   Berpenampilan ramah dan simpatik.
7)   Diterima masyarakat setempat.
    d. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu.
    1. Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu :
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
Meja V : Pelayanan KB & Kes :
·         Imunisasi
·         Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan Februari dan Agustus.
·         Pembagian pil atau kondom
·         Pengobatan ringan
·         Kosultasi KB-Kesehatan

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).
      2.  Sasaran Posyandu :
·         Bayi/Balita.
·         Ibu hamil/ibu menyusui.
·         WUS dan PUS.
     e. Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
 1)    Kesehatan ibu dan anak :
·         Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
·         Pemberian vitamin A dosis tinggi (bulan vitamin A pada bulan Februari dan Agustus)
·         Imunisasi.
·         Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
             2)   Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
             3)   Pemberian Oralit dan pengobatan.
  4)   Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS balita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
S : Semua balita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
 Keberhasilan Posyandu berdasarkan :                                    
1) D / S : baik/kurangnya peran serta masyarakat 
2) N / D : Berhasil tidaknyaProgram posyandu

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan para medis (Jurim, Bindes, Perawat dan Petugas KB).
     f. Dana.
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.

2.5  Bentuk kegiatan Posyandu                                     
Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain:
1) Kesehatan Ibu dan Anak
a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah
b) Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral
c) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya
d) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
2) Keluarga Berencana
a) Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi.
b) Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya
3) Immunisasi
Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak 1x pada bayi.
4) Peningkatan gizi
a) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
b) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui
c) Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun
5) Penanggulangan Diare
Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:
1) Kesehatan Ibu dan Anak
2) Keluarga Berencana
3) Immunisasi
4) Peningkatan gizi
5) Penanggulangan Diare
6) Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman
7) Penyediaan Obat essensial.

      2.6 Pelayanan Kesehatan Di Posyandu
Adapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu meliputi:
1) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
a) Penimbangan bulanan
b) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang
c) Immunisasi bayi 3-14 bulan
d) Pemberian oralit untuk menanggulangi diare
e) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
             2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
a) Pemeriksaan kesehatan umum
b) Pemeriksaan kehamilan dan nifas
c) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan tablet besi
d) Immunisasi TT untuk ibu hamil
e) Penyuluhan kesehatan dan KB
f) Pemberian alat kontrasespsi KB
g) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
h) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
i) Pertolongan pertama pada kecelakaan.
Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat berupa:
a) Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.
b) Balita yang berat badanya di bawah garis merah.
c) Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.
d) Balita yang diare.
e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.
f) Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan terlambat.
g) Ibu yang pucat, sesak nafas, bengkak kaki terutama ibu hamil.
h) Ibu hamil yang menderita perdarahan, pusing kepala yang terus menerus.
Bentuk kegiatan lain yang masih dilokasi Posyandu berupa;
1) Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam regester balita sampai terbentuknya balok SKDN.
2) Membahas bersama - sama kegiatan lain atas saran petugas.
3) Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan seperti penyuluhan.
Sedangkan bentuk kegiatan yang dilakukan diluar posyandu berupa:
1) Melaksanakan kunjungan rumah.
2) Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan UPGK.
3) Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga.
4) Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan ketrampilan.

Apabila kader menjumpai kesulitan dalam menjalankan tugasnya dalam posyandu, maka mereka dapat menghubungi orang-orang berikut sebagai upaya untuk mencari jalan keluar:
a) Bidan desa.
b) Kepala Desa.
c) Tokoh masyarakat / tokoh agama.
d) Petugas LKMD, RT, RW.
e) Tim Penggerak PKK.
f) Petugas PLKB.
g) Petugas pertanian ( PPL ).
h) Tutor dari P dan K.

     2.7 Sistem informasi posyandu (SIP)
Sistem informasi Posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu. OLeh sebab itu Sistem Informasi Posyandu merupakan bagian penting dari pembinaan Posyandu secara keseluruhan. Konkritnya, pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual. Dengan kata lain pembinaan merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih luas.
Mekanisme Operasional SIP :
1)      Pemerintah Desa/kelurahan bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi
Posyandu.
2)   Pengumpul data dan informasi adalah Tim Penggerak PKK dengan menggunakan instrumen :
a.       Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok Dasa Wisma (kader PKK).
b.      Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
c.       Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
d.      Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari s/d Desember.
e.       Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
f.       Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan kematian ibu hamil melahirkan dan nifas.
g.      Data hasil kegiatan Posyandu.   
2.8 Lokasi / Letak Posyandu
Syarat lokasi/letak yang harus dipenuhi meliputi:
1) Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
2) Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
3) Dapat merupakan lokal tersendiri
4) Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.
   
  2.9 Strata posyandu
dikelompokkan menjadi 4 :
            1. Posyandu Pratama  :
            • belum mantap.
            • kegiatan belum rutin.
            • kader terbatas.
            2. Posyandu Madya  :
            • kegiatan lebih teratur
            • Jumlah kader 5 orang
            3. Posyandu Purnama  :
            • kegiatan sudah teratur.
            • cakupan program/kegiatannya baik.
            • jumlah kader 5 orang
            • mempunyai program tambahan
4. Posyandu Mandiri  :
            • kegiatan secara terahir dan mantap
            • cakupan program/kegiatan baik.
            • memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.
Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah :
1.   Jumlah buka Posyandu pertahun.
2.   Jumlah kader yang bertugas.
3.   Cakupan kegiatan
4.   Program tambahan
5.   Dana sehat/JPKM.
Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK, LPM sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu.